Biografi Tere Liye si Penulis Produktif dengan Nama Samaran
Siapa sangka? Tere Liye hanyalah sebuah nama pena. Nama asli penulis super produktif itu adalah Darwis. Pria ini lahir di Lahat, 21 Mei 1979. Dikenal dengan kutipannya yang uwu dan romantis, nama penanya sendiri berasal dari bahasa India yang berarti 'untukmu'.
Orang tua Darwis sendiri berprofesi sebagai petani. Dan karenanya, ia tumbuh dewasa di pedalaman Sumatra. Ia adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara yang tumbuh besar dalam keluarga kecil lagi sederhana.
Dibesarkan dalam keluarga petani membuat penulis ini masih menikmati hidup yang tidak glamour sampai saat ini. Buktinya, saat pernah menghadiri suatu 'talk show', dia hanya menggunakan kaus oblong dan sepasang sendal jepit. Kesehariannya pun serupa. Secara umum, gaya pakaiannya sangatlah sederhana, seperti kebanyakan penulis kawakan.
Masa Kecil dan Pendidikan Tere Liye
Tidak banyak yang mengetahui tentang kehidupan penulis Bidadari-Bidarai Surga ini. Namun yang paling pasti, ia pernah mengenyam pendidikan dasar di SDN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan.
Selepas SD, dia kemudian melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Kikim. Dan setelah itu, pendidikan menengah atasnya dihabiskan di SMA N 9 Bandar Lampung.
Saat menempuh pendidikan tinggi, ia merantau ke tanah Jawa dengan berkuliah di salah satu universitas terbaik yaitu Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi. Riwayat pendidikannya mampu menggambarkan sosok orang yang memiliki kecerdasan sehingga tidak heran bila karya-karyanya menjadi begitu fenomenal.
Perjalanan Karir
Tere Liye sudah banyak menghasilkan karya tulis populer. Label best seller selalu melekat indah di tiap sampul buku novelnya. Pembawaan cerita yang mudah dipahami lagi tidak berbelit-belit membuat banyak pembaca buku di tanah air jatuh hati.
Terhitung, sudah lebih dari empat puluh judul buku yang ia tulis. Semuanya mampu memikat hati para pembaca. Tanggapan positif pun, tidak henti-hentinya dikeluarkan oleh para penggemarnya.
Beberapa contoh novelnya yang terkenal antara lain:
- Hafalan Shalat Delisa yang terbit pada tahun 2005
- Kisah Sang Penandai (2006)
- Bidadari-Bidadari Surga (2008)
- Rembulan Tenggelam di Wajahmu (2009)
- Pukat (2010)
- Eliana (2011)
- Negeri Para Bedebah (2012)
- Negeri Di Ujung Tanduk (2013)
- Bumi (2014)
- Bulan (2015)
- Matahari (2016)
- Bintang (2017)
- Komet (2018)
- Si Anak Badai (2019), dan
- Selamat Tinggal (2020).
Ia mulai aktif menulis, saat aktivitas kampusnya telah usai. Karya pertamanya sendiri berjudul Hafalan Shalat Delisa yang kemudian diadaptasi ke layar lebar. Hal itulah yang menjadi titik awal semangatnya untuk terus menghasilkan tulisan yang digemari banyak orang hingga saat ini.
Baca juga: Pendapat Mereka soal Bahasa Indonesia
Keseharian Tere Liye
Walau berjaya dalam dunia literasi Indonesia, Darwis hanya menjadikan aktivitas menulisnya sebagai hobi. Pekerjaan utama yang dia tekuni sehari-hari adalah menjadi seorang pegawai kantoran dengan posisi akuntan.
Masalah pendamping, tidak banyak yang mengetahui kisah sang penulis "seribu kutipan uwu" ini. Memang ia adalah seorang yang tertutup dari sorotan kamera sehingga profilnya pun tak diketahui secara lengkap. Kebanyakan para fansnya pun hanya tahu nama istrinya saja. Sang istri, konon adalah perempuan cantik bernama Risti Amelia.
Dari pernikahan itu, Tere Liye dan istri dikaruniai dua orang anak, yakni seorang bayi laki-laki yang diberi nama Abdullah Pasai dan seorang bayi perempuan bernama Faizah Azkia.
Penulis: Mamand Ar
Posting Komentar untuk "Biografi Tere Liye si Penulis Produktif dengan Nama Samaran"